Desa Celuk

Jumat, 19 Agustus 2011 // by bali paradise island // Label: // 0 komentar

Desa Celuk merupakan salah satu desa wisata yang terkenal dengan kerajinan perak, yang berada di dalam wilayah Kecamatan Sukawati, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar. Untuk mengunjungi desa wisata ini sangat mudah dengan kendaraan bermotor karena lokasinya yang tidak jauh dari ibukota Denpasar, hanya berjarak sekitar 8 km menuju arah Gianyar, sebelum sampai pada kawasan Pasar Seni Sukawati. Setelah memasuki wilayah desa Celuk ini maka di sepanjang jalan itu terdapat banyak artshop yang saling berjajar. Hampir seluruhnya dari artshop-artshop tersebut yang memajang dan menjual barang-barang hasil kerajinan perak.
Pada umumnya kerajinan perak yang dipajang dan dijual itu diletakkan di dalam rak-rak kaca. Hal itu dikarenakan sengaja untuk dipamerkan sehingga bagi siapapun terutama wisatawan yang lewat dapat melihat barang-barang kerajinan perak tersebut. Oleh sebab itu, kawasan desa wisata ini sering disinggahi oleh wisatawan untuk melihat-lihat atau bahkan membeli barang-barang kerajinan perak tersebut. Bila memasuki salah satu artshop, maka kita akan menemukan barang-barang kerajinan dari perak itu yang jenis dan bentuknya beraneka ragam, antara lain perhiasan, peralatan dapur, hiasan-hiasan, dan pajangan. Bentuk-bentuk perhiasan yang terbuat dari perak tersebut banyak macamnya, seperti cincin, gelang, anting, kalung, bros, dan leontin. Sedangkan kerajinan yang berbentuk peralatan dapur beberapa diantaranya adalah sendok, garpu, piring, cangkir, gelas, bokor (yang dipakai umat Hindu untuk tempat banten/sesajen ketika bersembahyang), dan lain sebagainya. Untuk kerajinan perak dengan bentuk hiasan-hiasan dan pajangan, antara lain keris, kipas, miniatur dari alat-alat transportasi (delman, becak, motor, mobil, perahu, dan lain-lain).
Barang-barang kerajinan perak yang dijual dan dipajang di dalam rak-rak itu, pada umumnya terdapat label harga yang ditulis di kertas dan menempel pada barang-barang itu. Biasanya harga yang tertera dalam bentuk dollar, namun untuk pembeli wisatawan nusantara akan diberikan harga dengan rupiah. Pada setiap artshop, barang-barang yang dijual itu disusun berdasarkan jenisnya dan terpisah antara kerajinan berbentuk perhiasan, perlengkapan dapur, hiasan atau pajangan. Di dalam rak perhiasan, cincin diletakkan berdampingan dengan gelang, anting, kalung, leontin, dan sebagainya. Begitu pula dengan rak untuk perlengkapan dapur, yang di dalamnya hanya untuk peralatan-peralatan dapur. Sedangkan rak-rak hiasan dan pajangan, dikhususkan hanya untuk kerajinan perak yang bentuknya hiasan dan pajangan. Untuk harga-harga kerajinan perak tersebut sangat bervariasi karena tergantung dari jenis, model, dan besar kecilnya barang tersebut. Harga yang bisa didapatkan paling murah sekitar Rp. 30.000,- dan yang termahal bisa mencapai di atas Rp. 10 juta, yaitu kerajinan perak berupa hiasan atau pajangan yang bentuknya lebih besar.
Berbelanja kerajinan perak di desa wisata Celuk ini ada keuntungannya yaitu walaupun barang-barang yang dijual sudah diberi label harga, setiap pembeli boleh tawar-menawar harga sehingga kadang-kadang bisa mendapatkan barang itu dengan harga separuh dari label harganya. Pemberian harga dollar pada barang-barang yang dijual tersebut sebenarnya untuk memudahkan sebagai patokan harga barang bagi wisatawan mancanegara. Menariknya lagi, kalau berbelanja di desa ini, kita juga diperbolehkan oleh pemilik artshop untuk menyaksikan proses pembuatan kerajinan perak tersebut. Pada umumnya proses pembuatan dan pengolahan perak itu melalui 2 proses yaitu secara tradisional dan secara moderen. Namun ada juga yang membuatnya dengan menggabungkan proses tradisional dengan yang cara moderen.
Pada awalnya desa wisata Celuk ini mulai dikenal sebagai daerah pengrajin perak sejak tahun 1976. Menurut keterangan dari beberapa warga desa Celuk, pada waktu itu hanya ada 3 pengrajin perak di desa tersebut. Mereka membuat kerajinan perak itu, yang kemudian memajangnya di depan rumah. Ketika perkembangan kepariwisataan mulai terasa di Bali dan dengan banyaknya wisatawan-wisatawan yang berdatangan ke Pulau Dewata, akhirnya bermunculan pengrajin-pengrajin perak baru yang mengikuti langkah dari ketiga pengrajin tersebut. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang pesat dan banyaknya wisatawan yang berkunjung serta melihat desa Celuk sebagai desa pengrajin perak. Akhirnya warga desa Celuk lainnya yang semula bermata pencaharian sebagai petani beralih menjadi pengrajin perak. Hingga kini hampir seluruh dari warga desa ini hidupnya dari kerajinan perak.

0 komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified